Di saat waktu berhenti
Kosong
Dimensi membutakan mata, memakakkan telinga
Lalu diri menjadi hampa
Saat paradigma dunia tak lagi digunakan untuk menerka
Sadarku akan hadirmu mematahkan sendi
-sendi yang biasanya tegak berdiri
Ultil albih bissaraha
Hayyana ba'idil karaha
Syakirin a kulli na'ma
Ba'idil anil fatanah
Merendungi luar jendela,
mengagumi kebesaran Yamaha Acer
Ku menilai kehidupan dari sudut berbeza,
tak memadai hanya kecapi rasa selesa
Bukan hata yang mampu beli satu semester,
berpesta
Kepagi botol bergelimpangan,
kekasih mudah bukan takkan berpegang tangan
Hata dan jamuan nafsu tidak berkekalan,
bila menjelang pua bukan itu jadi bekalan
Dan jangan,
puisi ini bisalah tafsir pula,
bukan berkubah
Coba betulin diri jua,
ingin hidup sempurna,
aset nilai berjuta
Saling tukar wanita,
senyum dan mati tua,
bakat di kunia jangan disalahguna
Jangan kufur nimat yang diberi percuma,
guna kelebihan untuk ikhmah bersama
Jagalah nama,
hidup penuh pementasan dan drama Ada berisi,
ada yang kurus,
ada melencong,
ada yang lurus Bukan semuanya tulus,
ada sempurna,
ada kurang upaya Ada yang jadi buta hanya
bila sudah kaya Sebesar rumah bermula,
dengan sekecil batak,
boleh hilang dalam sekelet mata Ucaplah alhamdulillah,
bukannya sukar,
kena semana kaya atau besar Tetap Allah hu Akbar
Berkati-kati bersarahan,
hayyana ma'idil karahan,
shakiriha kulli da'man,
ba'idina'anil fadzanan
Ejadikanlah ku tentera visabilillah,
yang tertera di kalimah,
harap memanduilah Kita apa bila persimpangan tiba,
hidup penuh dengan rintangan,
harus ku hadapinya
Harap ku tidak lupa diri bila gembira,
dan cuma mulai mencari kau di saat hibah
Ku cuma manusia penuh dengan kesilapan,
tapi bisa membezakan cahaya dan kegelapan
Katabah bila di kalangan duri onak dan cobaan,
kok bila dicobakan karuh kuasa dan perempuan
Setiap selegar diminda,
dikejar dan dipinta,
dari zaman bermula hingga ke akhirnya
Ku mengerti siapa ku tanpa mudisi,
dan apa guna posesi juga posisi
Sementara ini cuma hanya puisi,
nukilan tulisan dan bisikan isi hati
Mencari keterangan,
menjiwai peranan,
menempati pesanan,
janji juga saranan
Alhamdulillah atas kurniaan rezeki,
moga tidak lelah dalam perjalanan ini
Ku tinggalkan hatiku dengan jujur,
ayo kita mengulangi kebencian
Kita akan mencari kemampuan,
kita
akan mengulangi kemampuan
Leliyah ruhiyah,
ya leliyah,
leliyah, ya ruhiyah,
ya leliyah
Aku yang memandang di dalam lubuk hati,
mencari-cari zat rahsia yang katanya tersembunyi
Aku yang melihat alam meliputi,
wujud menyentai lalu kupindakan alam ke dalam mata hati
Aku hakiki,
aku mengerti,
segala yang terjadi,
di langit dan di bumi,
dunia nyata dan fantasi,
pelik dan benar,
kadang dan kadang
Kau berilah ku kekuatan,
agar dapat ku hindarkan segala kesesatan,
usah kau biarkan nafsu ku terliur,
dari pandangan majazi ini
Aku yang hollow lagi hina,
amat benar merindui,
moga cahaya lelatu,
tak membutakan mataku
Semoga segala uji,
tak ku meninggi diri,
moga segala janji,
dapat juga ku penuhi,
moga dapat ku hadang tikaman dari belakang,
lidah setajam pisau,
ku tidak akan risau,
dengan dugaan,
cabaran,
sepanjang perjalanan,
ku pasrah,
ku akut,
786,
Alhamdulillah syukur
Ku lupi kalbi bersaraha,
hayya nabaidil karaha,
shakidina kulli l'aamah,
baidina alil faddaanah
Sujud ku pun tak akan memuaskan inginku,
untuk hanturkan sembah sedalam kalbu,
Adapun ku sembahkan syukur pada muya Allah,
untuk nama,
harta,
dan keluarga yang mencinta,
dan perjalanan yang sejauh ini tertempah,
Alhamdulillah
Pilihan dan kesempatan
yang membuat hamba mengerti lebih baik tempang makna diri,
semua lebih berarti apalagi lagi hayati,
Alhamdulillah, Alhamdulillah,
Alhamdulillah